Gunung api adalah lubang kepundan atau rekahan dalam kerak bumi tempat
keluarnya cairan magma atau gas ke permukaan bumi. Gunungapi
terbentuk sejak jutaan tahun lalu hingga sekarang. Pengetahuan tentang
gunungapi berawal dari perilaku manusia dan manusia purba yang mempunyai
hubungan dekat dengan gunungapi. Hal tersebut diketahui dari penemuan fosil
manusia di dalam endapan vulkanik dan sebagian besar penemuan fosil itu
ditemukan di Afrika dan Indonesia
berupa tulang belulang manusia yang terkubur oleh endapan vulkanik.
Penampang yang memperlihatkan batas lempeng utama dengan pembentukan busur gunungapi (Modifikasi dari Krafft, 1989 |
- Banyak ditemukan kerangka manusia di kota Pompeii dan Herculanum yang terkubur oleh endapan letusan G. Vesuvius pada 79 Masehi.
- Fosil yang terawetkan baik pada abu vulkanik berupa tapak kaki manusia Australopithecus berumur 3,7 juta tahun di daerah Laetoli, Afrika Timur.
- Penanggalan fosil dari kerangka manusia tertua, Homo babilis berdasarkan potassium-argon (K-Ar) didapat umur 1,75 juta tahun di daerah Olduvai.
- Penemuan fosil yang diduga sebagai manusia pemula Australopithecus afarensis berumur 3,5 juta tahun di Hadar, Ethiopia, dan
- Penanggalan umur benda purbakala tertua yang terbuat dari lava berumur 2,5 juta tahun ditemukan di Danau Turkana, Afrika Timur.
- Perkembangan benda-benda purba dari yang sederhana kemudian meningkat menjadi benda-benda yang disesuaikan dengan kebutuhan sehari-hari, seperti pemotong, kapak tangan dan lainnya, terbuat dari obsidian yang berumur Paleolitik Atas.
Gunungapi
terbentuk pada empat busur, yaitu
(1)
busur tengah benua, terbentuk akibat
pemekaran kerak benua;
(2)
busur tepi benua, terbentuk akibat
penunjaman kerak samudara ke kerak benua;
(3)
busur tengah samudera, terjadi akibat
pemekaran kerak samudera; dan
(4)
busur dasar samudera yang terjadi akibat
terobosan magma basa pada penipisan kerak samudera.
Pengetahuan
tentang tektonik lempeng merupakan pemecahan awal dari teka-teki fenomena alam
termasuk deretan pegunungan, benua, gempabumi dan gunungapi. Planet bumi
mepunyai banyak cairan dan air di permukaan. Kedua factor tersebut sangat
mempengaruhi pembentukan dan komposisi magma serta lokasi dan kejadian
gunungapi. Panas bagian dalam bumi merupakan panas yang dibentuk selama
pembentukan bumi sekitar 4,5 miliar tahun lalu, bersamaan dengan panas yang
timbul dari unsure radioaktif alami, seperti elemen-elemen isotop K, U dan Th
terhadap waktu.
Bumi pada saat terbentuk lebih panas, tetapi kemudian mendingin
secara berangsur sesuai dengan perkembangan sejarahnya. Pendinginan tersebut
terjadi akibat pelepasan panas dan intensitas vulkanisma di permukaan.
Perambatan panas dari dalam bumi ke permukaan berupa konveksi, dimana
material-material yang terpanaskan pada dasar mantel, kedalaman 2.900 km di
bawah muka bumi bergerak menyebar dan menyempit disekitarnya. Pada bagian atas
mantel, sekitar 7 – 35 km di bawah muka bumi, material-material tersebut
mendingin dan menjadi padat, kemudian tenggelam lagi ke dalam aliran konveksi
tersebut.
Litosfir termasuk juga kerak umumnya mempunyai ketebalan 70 – 120 km
dan terpecah menjadi beberapa fragmen besar yang disebut lempeng tektonik.
Lempeng bergerak satu sama lain dan juga menembus ke arah konveksi mantel.
Bagian alas litosfir melengser di atas zona lemah bagian atas mantel, yang
disebut juga astenosfir. Bagian lemah astenosfir terjadi pada saat atau dekat
suhu dimana mulai terjadi pelelehan, kosekuensinya beberapa bagian astenosfir
melebur, walaupun sebagian besar masih padat. Kerak benua mempunyai tebal lk.
35 km, berdensiti rendah dan berumur 1 – 2 miliar tahun, sedangkan kerak
samudera lebih tipis (lk. 7 km), lebih padat dan berumur tidak lebih dari 200
juta tahun. Kerak benua posisinya lebih di atas dari pada kerak samudera karena
perbedaan berat jenis, dan keduanya mengapung di atas astenosfir.
Pergerakan antar lempeng ini menimbulkan empat busur
gunung api berbeda :
- Pemekaran kerak samudera, lempeng bergerak saling menjauh sehingga memberikan kesempatan magma bergerak ke permukaan, kemudian membentuk busur gunung api tengah samudera.
- Tumbukan antar kerak, dimana kerak samudera menunjam di bawah kerak benua. Akibat gesekan antar kerak tersebut terjadi peleburan batuan dan lelehan batuan ini bergerak ke permukaan melalui rekahan kemudian membentuk busur gunung api di tepi benua.
- Kerak benua menjauh satu sama lain secara horizontal, sehingga menimbulkan rekahan atau patahan. Patahan atau rekahan tersebut menjadi jalan ke permukaan lelehan batuan atau magma sehingga membentuk busur gunung api di tengah benua atau banjir lava sepanjang rekahan.
-
0 Komentar